Saturday, March 12, 2016

PERESMIAN PURNA PUGAR VIHARA DHARMA SUKHA / HOK KENG TONG PLERED-CIREBON.



PERESMIAN PURNA PUGAR VIHARA DHARMA SUKHA / HOK KENG TONG PLERED-CIREBON.
altar utama



PENDAHULUAN 

Namo Buddhaya,
Buku ini di buat dalam rangka ulang tahun/se jit dari YM Hok Tek Tjeng Sin Kongco - ji gwe cc ji (hari kedua bulan ke dua menurut tanggalan Imlek) dan sekaligus peresmian Purna Pugar Vihara Dharma Sukha/ Hok Keng Tong Plered.

PERESMIAN PURNA PUGAR VIHARA DHARMA SUKHA / HOK KENG TONG PLERED-CIREBON.Pembangunan Vihara ini di bagi menjadi dua tahapan, yang pertama di mulai sekitar bulan September tahun 2011 dengan membangun gedung 2 lantai untuk fasilitas umum dan sarana tempat tinggal petugas kelenteng, ruang doa, kantor, dapur dan lain lain. Pembangunan tahap pertama selesai pada bulan Juli 2013.

Kemudian dilanjutkan pembangunan tahap kedua pada tanggal 19 September 2013 bertepatan peh gwee cap go. Pembagunan tahap kedua ini sempat berhenti satu tahun pada awal tahun 2014 setelah selesai struktur atap bangunan Vihara atas permintaan YM Kongco Hok Tek Tjeng Sin.Pembangunan dilanjutkan kembali awal 2015 dan selesai pada awal tahun 2016 ini.

Dalam pelaksanaan pembangunan ini semua hal baik menyangkut design gambar bangunan, bentuk rupang, gambar relief, bahan material terutama yang menyangkut Altar, Gerbang masuk semua mendapatkan persetujuan dari YM Hok Tek Tjeng Sin Kongco.

Kami pengurus dan panitia pembangunan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang sudah membantu pembangunan ini yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Terima kasih secara khusus kepada Bapak Herman Utomo dan keluarga yang sudah banyak membantu dari sisi spiritual dan mencarikan sponsor dalam pembangunan Vihara ini.

Terima kasih kami haturkan kepada para donatur, baik berupa materi ataupun berupa material, kerja keras dari semua pihak di luar panitia yang juga sudah banyak membantu/mendukung hingga pembangunan bisa berjalan dengan lancar dan dapat di selesaikan.

Semoga dengan selesainya pembangunan Vihara Dharma Sukha/ Kelenteng Hok Keng Tong ini bisa memberikan kenyamanan bagi umat bersembahyang khususnya dari Plered dan Cirebon serta kota-kota lain pada umumnya sebagai sarana untuk beribadah kepada YM HokTekTjengSin Kongco.


KATA SAMBUTAN KETUA PANITIA PEMBANGUNAN 


Namo Buddhaya, salam sejahtera buat kita semua,



Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, ShangHyang Adi Buddha , Para Bodhisatva, Para Sinbeng dan Para Kongco serta YM Kongco Fu Dhe Ming Wang atas berkahnya kepada semua yang hadir pada hari ini.

Yang kami hormati para hadirin dan para donatur serta umat Buddha yang kami cintai, pada kesempatan se jit YM Kongco Hok Tek Geng Sin ini kami panitia pembangunan vihara Dharma Sukha atau yang lebih dikenal dengan kelenteng Fu Qing Tang / Hok Keng Tong mau melaporkan bahwa pembangunan Kelenteng ini sudah selesai dilaksanakan. Untuk itu kami selaku panitia pembangunan mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas partisipasi dari para umat, donatur dan simpatisan yang sudah memberikan bantuan berapa materi, material berapa bahan bangunan maupun bantuan dalam bentuk tenaga dan pikiran selama berlangsungnya pembangunan kelenteng ini.

Pembangunan ini di mulai dari rasa keprihatinan akan bangunan yang sudah tidak layak dan tidak memadai lagi, sehingga perlu membangun Vihara ini menjadi lebih baik. Maka atas inisiatif dari pengurus dan kelompok Universal Jakarta atau dikenal sebagai the Green untuk memulai tahapan membangun. Pembangunan bangunan Altar Utama Kongco ini di mulai pada September 2013 dan telah di selesaikan pada Februari 2016 yang lalu. Masih ada satu pekerjaan lagi setelah peresmian ini yaitu menyelesaikan Ruang Buddha yang selama ini di pakai sementara Untuk YM Kongco. Kami menargetkan ruang Buddha ini akan bisa di gunakan Pada saat hari Waisak pada bulan Mei 2016 yang akan datang.

Kami selaku panitia pembangunan sekali lagi mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang sudah membantu pembangunan bangunan Altar Utama Kongco ini. para Donatur yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu, para koordinator sumbangan dana, dan semua pihak yang sudah ikut membantu hingga terlaksananya pembangunan gedung Altar Utama Kongco ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa dan Sang Tiratana serta YM Kongco Fu Dhe Ming Wang selalu melimpahkan berkah kesejahteraan, Kesehatan, Rejeki dan Kesuksesan bagi para Donatur, Dermawan serta simpatisan yang sudah membantu mewujudkan pembangunan tahap-2 ini.

Terima kasih. 
Plered, 10 Maret 2016 
Salam Metta Cittena,



KATA SAMBUTAN KETUA UMUM YAYASAN VIHARA DHARMA SUKMA PLERED 


Nama Shangyang Adi Buddhaya,
Namo Buddhaya,

Salam Sejahtera, Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, dan YM Kongco FU TE MING WANG atas anugerah-Nya kepada kita semua sehingga pada hari ini kita dapat hadir disini pada upacara Peresmian Vihara Dharma Sukha/Kelenteng Hok Keng Tong, di Plered yang megah ini.

Terima kasih juga kepada kelompok spiritual yang di pimpin oleh Bpk. Herman Utomo dan Ibu Silvie Utomo, dan juga yang sangat luar biasa kepada Bpk. Sani Loka, Bpk. Johny, ibu Indriati serta kepada seluruh Bapak2/ibu2 yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang tanpa lelah terus memberikan kontribusi kepada vihara Dharma Sukha/Kelenteng Hok KengTong ini.

Yang peresmiannya diselenggarakan pada hari yang baik ini, yang bertepatan di hari sejit YM Kongco. Vihara/Kelenteng sebagai tempat ibadah memiliki fungsi utama sebagai tempat untuk bersujud, beribadah, membaca doa suci, dan membabarkan Dharma bagi kebahagiaan semua mahluk.

Kegiatan-kegiatan keagamaan tersebut merupakan suatu proses yang dinamis, ya'ng selalu bergerak dari waktu ke waktu seiring dengan perkembangan zaman. Untuk itu fungsi-fungsi tersebut perlu senantiasa diaktualisasikan dengan berbagai kegiatan operasional yang nyata, sehingga"dapat memberikan kebermaknaan kepada umat dalam menjalankan kehidupan keagamaannya Kita tidak perlu kaget bahwa dalam masyarakat yang selalu berpacu dengan kemajuan zaman sekarang ini, dinamika kehidupan tempat ibadah mulai banyak menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu dan teknologi, artinya tempat ibadah tidak hanya berperan sebagai pusat ibadah tetapi juga  sebagai pusat perkembangan kualitas umat dan pemberdayaan ekonomi umat.

Didalam tempat ibadah itulah terjalin sinergi antara aktivitas spiritual dengan aktivitas sosial ekonomi. Sebab itu seyogianya Vihara/Kelenteng di bangun dengan infrastruktur yang lengkap dengan gaya arsitektur yang indah agar orang yang beribadah didalamnya merasa tenang dan nyaman. Pada kesempatan yang baik ini, saya ingin mengingatkan kepada seluruh umat, akan tugas-tugas pelayanan ke depan yang semakin besar.

Oleh karena itulah masyarakat yang hidup pada era sekarang sesungguhnya sangat membutuhkan bimbingan dan tuntunan keagamaan agar dapat memaknai hidup dan kehidupannya, serta bersikap lebih terbuka dan toleran.

Sekali lagi saya ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada para Donatur yang sudah memberikan bantuan dalam pengumpulan Dana, semoga perbuatan baik yang Bapak/lbu lakukan terhadap pembangunan Vihara/Kelenteng ini akan menghasilkan manfaat yang tak terhingga untuk Keluarga yang harmonis, Pekerjaan yang selalu sukses,kesehatan.kedamaian dan kebahagiaan. Sesuai dengan ajaran BUDDHA, Apa kita TABUR pasti akan kita TUAI.

Demikian beberapa hal yang dapat disampaikan pada kesempatan yang mulia ini. Semoga keberadaan Vihara Dharma Sukha/Kelenteng hok keng Tong, Vang merupakan salah satu Vihara/Ketenteng terbaik di Cirebon ini di rasakan manfaatnya oleh seluruh umat dan masyarakat disekitarnya.

Sekian dan terima kasih.

Namo Buddhaya, Salam Sejahtera.

Plered, 10 Maret 2016 



Kusnadi Halim 
Ketua Yayasan



KATA SAMBUTAN DARI MAJELIS BUDDHAYANA INDONESIA CAB JAWA BARAT.



Namo ShangHyang Adi Buddhaya, Nama Buddhaya.



Pertama-tama marilah kita mengucapkan syukur kepada ShangHyangAdi Buddha, Sang Triratna, Bodhisatva, para Sinbeng, Para Kongco, bahwa hari ini tanggal 10 Maret 2016. Kita bisa berkumpul dengan sehat di Vihara Dharma Sukha, Plered, Cirebon.

Bertepatan pada hari ini, Vihara Dharma Sukha akan menyelenggarakan 3 acara :

l. Upacara sembahyang sejit YM Kongco Fu Dhe Ming Wang.

2. Upacara Jie Hwee (kumpulnya Kimsin2 dari Kelenteng2) sebagai tamu YM Kongco Fu Dhe Ming Wang.

3. Acara pemasangan lampion Rejeki.

Sesuai dengan perkembangan jaman, sejak berdirinya tahun 1389, selama  627 tahun. Yang asal mulanya bernama kelenteng Hok Keng Tong telah berganti nama menjadi Vihara Dharma Sukha. Ini merupakan sejarah sangat panjang bagi umat maupun pengurus yang bisa berkesinambungan silih berganti sampai hari ini. Yang merupakan asset kebanggaan bagi warga Plered, Cirebon. Mempunyai Heritage yang demikian lama diantara seluruh Vihara Nusantara.

Vihara Dharma Sukha yang berdiri dialas tanah seluas 760 m2 di loka51 jalan raya arah ke Cirebon, yang letaknya di belakang pasar kue. Persisnya di jalan pasar kue no 17 Plered, Cirebon. Mempunyai keunikan tersendiri karena letaknya bukan hanya dilokasi daerah padat penduduknya, tapi sibuk dengan hilir mudik kendaraan, serta para pembeli dan penjual kue lnilah yang bisa disebut Vihara langka.

Amal Bhakti dari para pengurus2 lampau membuahkan hasil karma baik bagi vihara dan pengurus yang sekarang, yaitu pada 2 tahun yang lalu datang kekantor MBI Jabar di Bandung, Bp Johny, menyatakan bahwa Bp Herman Utomo dari Jakarta berniat untuk berdana dengan membangun Vihara yang telah mulai rapuh. Ini merupakan kenangan manis bagi saya selaku pengurus MBI Jabar yang bisa menjadi jembatan antara penyumbang dana dengan Vihara. Sampai terlaksananya pembangunan
Vihara yang megah ini.

Niat luhur dari sponsor dan amal bhakti dari para pengurus patut mendapat apresiasi, mereka bisa melestarikan bangunan Vihara, serta tradisi dan kebudayaan etnis Tiang Moa. Juga dalam menjaga kerukunan antar masyarakat sekitar Vihara dengan kegiatan2 Upacara keagamaan di Vihara.

Pada kesempatan ini, marilah kita panjatkan doa kepada ShangHyang Adi Buddha, Sang Triratna, Bodhisatva, para Sinbeng, Kongco , semoga para sponsor, para pengurus, para Umat yang hadir maupun mereka yang tidak bisa hadir. Semua mendapatkan perlindungan dan berkah keselamatan, kesehatan serta kerukunan.

Semoga semua mahluk berbahagia.
Sabhe Satta Bhavantu Sukittata, Shadu...3 x



Ketua Majelis Buddhayana Indonesia Propinsi Jawa Barat 
Ang Tiong Hin.



Sedjarah Klenteng Hok Keng Tong. Plered 


pembikinan Klenteng di Tanah Djawa jang pertama ialah di Plered  (Pemarakan - Weru/Tjirebon) jaitoe pada Taoen Tionghoa 1940. Sesudahnja dateng Soenan Gunung Djati.



pada taoen 1830 itoengan Tionghoa Tokong, ke 9 Klenteng Plered dipindahkan ke Pasar Lama dengan balok duanja dan soehoennja jang dipakeja bekas soehoenan Klenteng Lama.

Makanja dipindahkan lantaran ada Passen - Steesel, atoeran dari pemerentah Kolonial Belanda, djadi patoeng dari Toa Pe Kong Tjo, sehingga sekarang soedah 569 taoen. Jang memindahkan Klenteng ialah Kong Tjo nja toean GouwTjin Lian, Tjirebon.

Toean The Thaij San dan boejoetnya toean Gouw Tjin Lian, Tjirebon Toean Siauw Kok Tin alias Babah Palembang.

Makanja diadakan "Passen - Steesel" lantaran orang2 Tionghoa pada itoe waktoe banjak jang membantoe pada pangeran "Diponogoro" waktoe perang dengen Kolonial Blanda, pada taoen 1825 sampe taoen 1829

Tidak banyak informasi yang bisa kami dapatkan tentang asal muasal kelenteng Hok Keng Tong ini. Sejarah pasti berdirinya kelenteng Hok Keng Tong ini sulit di telusuri lagi, di karenakan dari generasi ke generasi kurang adanya kesinambungan antar pengurus. Kelenteng Hok Keng Tong atau Vihara Dharma Sukha yang terletak di lingkungan Pasar Kue - Weru dan pemukiman penduduk, termasuk dalam wilayah Desa Weru Kidul, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon, Propinsi Jawa barat. Bangunan kelenteng yang menghadap kejalanan dan pasar memiliki lahan seluas 760 m2. Menurut informasi Kelenteng ini merupakan pindahan dari arah belakang (utara) yang berjarak +/- 500 meter dari tempat sekarang ini. Kelenteng ini di bangun sekitar tahun 1389 M (tahun Lunar 1940). Saat ini yang tersisa adalah RupangYM Hok Tek Tjeng Sin yang pada tahun 2016 Masehi (2567 tahun Lunar) ini sudah berusia 627 tahun dan beberapa papan nama.

Demikian sekilas tentang sejarah Kelenteng Hok Keng Tong ini, kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan sejarah Kelenteng Hok Keng Tong ini. Semoga menambah pengetahuan bagi umat yang membacanya.

baca juga: SEJARAH KLENTENG TERTUA DI CIREBON HOK KENG TONG / VIHARA DHARMA SUKHA


perjalanan Pembangunan Kelenteng Hok Keng Tong dan tentang YM Hok Tek Tjeng Sin yang duduk di Altar Utama Kelenteng Hak Keng Tong - Plered. 


Perjalanan perbaikkan dan pembangunan kelenteng ini di gagas  oleh pak Herman Utomo bersama kelompok Spritual Universal nya. Sedikit tulisan tentang pembangunan Kelenteng ini juga dapat di baca di buku "menapak jalan kehidupan Spiritual" hal 56-66, buku yang di tulis oleh pak Herman Utomo dan Silvie Utomo"

Kelenteng Hok Keng Tong ini sudah sangat jarang di datangi oleh umat yang datang bersembahyang seperti Kelenteng lain pada umumnya. Pak Herman pertama kali di ajak ke Hok Keng Tong ini pada tahun 1987 oleh rombongan umat kelenteng rumahan di Jakarta yang di pimpin oleh seorang medium. Kelompok inilah yang pada awalnya melakukan perbaikan di kelenteng yang kecil dan kumuh ini. Setelah Kelompok ini mulai mengurangi kegiatan perbaikkan ini, di tahun-tahun selanjutnya pak Herman yang secara rutin mengunjungi Kelenteng ini dalam perjalanan ibadahnya mengajak teman-teman dari kelompok spiritual Universal Jakarta untuk menghimpun dana melanjutkan perbaikan-perbaikan yang lebih besar.

Karena bangunan yang sudah dimakan usia dan waktu, bangunan- bangunan yang ada walaupun sudah di perbaiki berulang kali, sebagian besar sudah tidak lagi bisa di pertahankan. Rangka atap dinding-dinding yang juga sudah rusak sehingga perlu di bongkar total pada bangunan Ruang Buddha dan rumah tinggal petugas Kelenteng.

Untuk itu perlu di ajukan IMB, waktu mau urus IMB inilah baru di ketahui bahwa semua surat-surat kelenteng ini sudah kadaluarsa. Pengurusan kembali semua surat-surat ternyata memerlukan waktu yang cukup panjang.

Setelah semua surat selesai di urus dan IMB untuk pembangunan tahap pertama yaitu pembangunan gedung dua lantai yang terdiri dari Ruang Doa, ruang kantor, dapur, tempat tinggal petugas dll,barulah di bentuk panitia pembangunan dan di bentuk kelompok pengumpul dana pembangunan.

Pembangunan tahap pertama ini di mulai sekitar September 2011 dan selesai pada bulan juli 2013.

Kemudian di lanjutkan pembangunan tahap kedua yaitu bangunan gedung untuk Altar Utama. Rencana awalnya hanya merenovasi bangunan yaitu menaikkan bangunan gedung Altar utama untuk mempertahankan nilai dan bentuk Arsitekturnya. Pada saat di tanyakan pada Kongco yang duduk di Altar Utama kelenteng ini, Kongco minta bangunan gedung di bangun baru, bukan di naikkan untuk mempertahankan nilai Arsitektur dan sejarah bangunannya Dan semua kayu yang ada tidak boleh di pakai lagi.

Setelah itu di rapatkan kembali oleh panitia pembangunan dan seluruh pengurus Yayasan bahwa pembangunan gedung renovasi. Terdapat pro dan kontra di antara pengurus Kelenteng, ada yang setuju dan ada yang tidak setuju di bongkar dan di bangun yang baru.

Walaupun pada akhirnya di ambil keputusan melalui pengambilan suara terbanyak dan suara terbanyak mengikuti keputusan Kongco, karena prinsip dari aturan dasar Yayasan bahwa tuan rumah adalah Kongco yang duduk di altar, para pembina dan pengurus adalah pembantu dari Kongco, maka di putuskan di bangun sesuai permintaan Kongco.

Perencanaan bangunan baru di mulai dengan prinsip mempertahankan beberapa ciri khas yang lama dan pengurusan IMB tahap dua segera di proses, setelah perencanaan selesai dan IMB selesai maka pembangunan tahap kedua ini pun di mulai pada tanggal 19 September 2013. Pada saat pembongkaran inilah baru diketahui bahwa kayu kuda-kuda dan kayu lainnya sudah keropos dan tidak dapat di pakai kembali.

Pembangunan tahap kedua ini berjalan sekitar lima bulan tepatnya awal tahun 2014, Kongco minta pembangunan di hentikan sementara sampai di minta untuk di mulai kembali, pembangunan sempat berhenti selama sekitar satu tahun dan baru di lanjutkan kembali di awal tahun 2015. Berhentinya pembangunan ini berguna bagi panitia untuk mengatur tentang detail-detail bangunan dan juga memberi waktu bagi panitia untuk mencari dan mendatangkan bahan material yang periu di import dari China. Sehingga pada saat di mulai kembali pembangunan semua sudah tersedia dan siap.

Rupang Kongco yang sudah berusia 625 tahun pada saat pembangunan ini di mulai, sudah terdapat beberapa bagian keropos dan juga karena secara proporsional Kupang yang tidak sesuai dengan ruangan yang baru maka di rencanakan akan dj buatkan rupang yang baru. Kongco minta pembuatan di pesan ke Taiwan, dan akhirnya panitia pun mencari dan memesan ke Taiwan sesuai petunjuk dari Kongco. Kupang Kongco yang lama tetap di pertahankan dan juga akan mendampingi Rupang yang baru. Mengenai pemesanan rupang di Taiwan ini pun bisa di baca di buku "Menapak jalan kehidupan spiritual" hal 63-64"


Tentang Dewa HokTekTjeng Sin 

Kongco Hok Tek Tjeng Sin adalah Dewa yang pegang wewenang dalam mengatur dan memberi rejeki manusia. Kongco Hok Tek Tjeng Sin bukan Dewa Bumi Du Thi Khung. Selama ini banyak yang pengurus kelenteng dan petugas serta umat yang mengira Kongco Hok Tek Tjeng Sin adalah Dewa Bumi.

Kongco Hok Tek Tjeng Sin juga bukan dewa rejeki yang biasa di sebut Cai Sen Ye. Kedudukan Kongco Hok Tek Tjeng Sin lebih tinggi dari Cai Sen Ye. Ibarat Kongco Hok Tek Tjeng Sin adalah Menteri kenangan dan Dewa rejeki Cai Sen Ye adalah Dirjen nya.

Dewa Rejeki dan keberuntungan yang duduk di altar kelenteng Hok Keng Tong memiliki gelar FU Dhe Ming Wang (mandarin), gelar untuk ketua dari seluruh kelompok Dewa Rejeki Hok Tek Tjeng Sin yang ada di Jawa khususnya dan di seluruh Indonesia umumnya.

Untuk itu Kongco minta Rupang Kongco yang baru di tulis sesuai gelar dari Kongco yaitu "Fu Dhe Ming Wang".

Bagi umat yang akan berdoa kepada Kongco di Kelenteng Hok Keng Tong ini sebaiknya juga menyebut YM Kongco Fu Dhe Ming Wang sesuai dengan gelar yang disandang oleh kongco. Hanya di Kelenteng Hok Keng Tong ini saja memakai gelar tersebut, umat yang melakukan sembah sujud di kelenteng yang Altar Utamanya Kongco Hok Tek Tjeng Sin di tempat lain tetap menyebut Nama YM Kongco Hok Tek Tjeng Sin.

0 komentar

Post a Comment