Wednesday, October 21, 2015

Sejarah Klenteng Tertua di Cirebon Hok Keng Tong / VIHARA DHARMA SUKHA


alamat kelenteng
Sejarah Klenteng Tertua di Cirebon : Hok Keng Tong / VIHARA DHARMA SUKHA
Lokasi:  Jl. Pasar Kue Weru, Desa Weru Kidul, Kecamatan Plered

Leksoe : Sedjarah Koetika abad ke.4 (Ampat)

Masehi taoen 487. Di Tiongkok pada itoe waktoe adalah djinasi Tong-Tiauw, keisernja nama : 
"Lie Sie Bin".
Orang Tionghoa pertama dateng di Tanah Djawa pada Masehi taoen 687. Itoe waktoe pelajarang jang pertama mendaratnja di Lamjung, sekarajgn disebutnja "Loemadjang" antara Basoeki.
Pada itoe waktoe di Djawa Barat bertachta keradjaan "Taroema" radja "Poernawarman" dan itoe kotanja di Batoetolis Bogor, di Djawa Tengah bertachta keradjaan "Kalingga" bekas2nja itoe keradjaan jalan Tjandi "Dieng" dan "Gedong Sanga". Beradanja di Wonosobo.

Pada Abad ke 8 : Tong Tiauw
Di Palembang ada bertachta keradjaan "Sriwidjaja" diseboetnja "Rada Balapoetera Dewa" itu waktoe soedah berhoeboengan dagang sama "Tiongkok" , di Djawa Tengah bertachta keradjaan "Hindoe Mataram", sedeng itoe waktoe Agamanja soedah moelai berkembang dengan baek sama Tiongkok, bekas2nja itoe keradjaan ialah Tjandi "Boroboedoer" dan "Tjandi Mendut", "Tjandi Kalasan"  dan "Sewoe".

Pada Abad ke 9, Masehi Taoen 1279 : Song Tiauw
Keisernja nama "Thio Kong Gie", di Djawa bertachta keradjaan "Daha" Bagianda radja nama "Dharma Wangsa", Diseboetnya itoe keradjaan "Mendang Kemoelan"
Pada Abad ke 12, Masehi Taoen 1279 : Goan Tiauw
Keisernja nama "Khoe Bai Kan" dari Tiongkok dateng pada taoen 1280 sampe 1286. Oetoesan dari Tiongkok "Gen : The Tjin Kok" dateng ke 2 kalinja di tanah Djawa taoen 1292. Soe Tjo dari propinsi Hokkian di Djawa Timoer bertachta keradjaan "Singosari" dan radjanja nama Kartanegara, di Djawa Tengah bertachta keradjaan "Mojopahit"

Pada Abad ke 13, Masehi Taoen 1368 : Beng Tiauw
Keisernja nama "Beng Thai Tjoe" merk "Tjong Hong Boe" kirimkan oetoesan ke Tanah Djawa panglima besar "Sam Po Kong - Taij Djin The Ho", Di Djawa Tengah itoe waktoe bertachta keradjaan Mojopahit dan radjanja bernama "Brawidjaja Natadatoek", di Djawa Barat bertachta keradjaan "Padjajaran", radjanja bernama Praboe Siliwingi koetika Sam Po Thai Djin dateng ke 7 kalinja di Tanah Djawa disini soedah ganti Agama Islam.

Sedjarah Klenteng Hok Keng Tong, Plered

Pembikinan Klenteng di Tanah Djawa jang pertama ialah di Plered (Pemarakan - Weru/Tjirebon) jaitoe pada Taoen Tionghoa 1940. Sesudahnja dateng Soenan Gunung Djati.
Pada taoen 1830 itoengan Tionghoa Tokong, ke 9 Klenteng Plered dipindahkan ke Pasar Lama dengan balok duanja dan soehoennja jang dipake ja bekas soehoenan Klenteng Lama.

Makanja dipindahkan lantaran ada Passen - Steesel, atoeran dari pemerentah Kolonial Belanda, djadi patoeng dari Toa Pe Kong Tjo, sehingga sekarang soedah 569 taoen. Jang memindahkan Klenteng ialah Kong Tjo nja toean Gouw Tjin Lian, Tjirebon.

Toean The Thaij San dan boejoetnya toean Gouw Tjin Lian, Tjirebon Toean Siauw Kok Tin alias Babah Palembang.

Makanja diadakan "Passen - Steesel" lantaran orang2 Tionghoa pada itoe waktoe banjak jang membantoe pada pangeran "Diponogoro" waktoe perang dengen Kolonial Blanda, pada taoen 1825 sampe taoen 1829

baca juga : "PERESMIAN PURNA PUGAR VIHARA DHARMA SUKHA / HOK KENG TONG PLERED-CIREBON"
Tulisan diatas diambil asli dari tulisan Klenteng Hok Keng Tong, Cirebon-Plered


Sejarah Klenteng Tertua di Cirebon Hok Keng Tong / VIHARA DHARMA SUKHA
Add caption
acara kirab
Kelenteng Hok Keng Tong disebut juga Vihara Dharma Sukha Yang terletak di lingkungan  Pasar Kue Weru dan pemukiman penduduk, termasuk dalam wilayah Desa Weru Kidul, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Bangunan kelenteng ini menghadap ke jalanan dan pasar. Bangunan berdiri di atas lahan seluas 760 m2. Pintu masuknya di sebelah selatan. Secara keseluruhan bangunan kelenteng dikelilingi pagar tembok. Di dalam ruang utama bagian depan terdapat dua meja altar. Meja yang depan terdapat dua tulisan Cina, dua tempat lilin, dan tempat abu dari kuningan. Meja altar yang lain dibelakangnya diletakkan senjata-senjata, tempat abu dari bunga, dan dua tempat lilin.
Ruang utama di bagian belakang yang merupakan ruang suci utama sebagai tempat patung dewa-dewa utama yang terbuat dari kayu, terbagi menjadi tiga bagian. Patung dewa utama yang diletakkan di ruang tengah yaitu dewa Hok Tek Ceng Sin (dewa bumi), di sebelah timurnya yaitu dewa Kwan Kwong, dan di sebelah baratnya yaitu dewa Kwan Im. Di sebelah kanan (sebelah timur) terdapat bangunan baru terdiri atas ruangan-ruangan. Urutan-urutan dari depan yaitu,dapur,rumah penjaga, altar Budha, dan kantor.

Menurut informasi, bangunan ini merupakan pindahan dari arah belakang (utara) yang berjarak ± 500 m dari tempat sekarang ini. Pindahan ini telah dilakukan sejak 600 tahun lalu. Pemugaran telah dilaksanakan sejak dipindahkan kearah utara (tempat sekarang). Selanjutnya tahun 1989 genting diganti, sedangkan kayu-kayu pendukung atap tidak diganti (masih asli). Lantainya yang semula dari tanah, diganti menjadi keramik. Kondisi ini masih terawatt dan dikelola oleh pengurus yayasan.

0 komentar

Post a Comment