Saturday, April 9, 2016

BAB I: IBADAH DARI VIHARA KE VIHARA

BAB I: IBADAH DARI VIHARA KE VIHARA


l. PERSEMBAHAN 

a. Persembahan Mubazir?
Ada orang yang mengatakan bahwa para dewa dan roh suci tidak membutuhkan persembahan berupa bunga, buah, kue dan lain-lain, jadi persembahan kepada para dewa dan roh suci tidak perlu, mubasir? Apakah benar demikian? 

Saya tidak sependapat dengan pemahaman seperti itu. Saya setuju dengan kalimat pertama, bahwa para dewa dan roh suci tidak membutuhkan bunga, buah, kue dan lain-lain. Tetapi saya tidak setuju dengan kalimat akhirnya bahwa sebuah persembahan seperti diatas adalah mubasir, tidak ada gunanya. Kenapa? 

Para roh suci dan dewa di dalam menolong manusia tidak pernah mau keluar dari garis hukum alam yaitu hukum keseimbangan. Agar para dewa dan roh suci tidak keluar dari hukum keseimbangan, maka manusia yang meminta dan memohon sesuatu kepada para dewa dan roh suci, sebaiknya perlu membawa persembahan untuk membuat keseimbangan agar para dewa dapat leluasa sesuai dengan wewenang yang dimiliki mengabulkan dan memberikan berkah dan pertolongan kepada manusia yang telah memberikan persembahan. 

Yang mau menerima, perlu mau memberi, dan yang diberikan menentukan yang diterima. Itulah hukum memberi dan menerima agar tercapai keseimbangan, sesuai dengan hukum alam. Mengenai hukum memberi dan menerima telah saya tulis dalam buku ke-6 dengan 


b. Tanpa Persembahan 
Ada tamu saya yang menanyakan, apakah sembahyang di vihara atau klenteng harus bawa persembahan? Bagaimana kalau tidak punya uang untuk membeli persembahan? Jadi apakah hanya orang yang punya uang saja yang dapat sembahyang di vihara atau klenteng?

Sebuah persembahan selain untuk membuat ke-seimbangan, juga untuk ungkapan terima kasih kepada para dewa dan roh suci yang telah memberikan berkah dan pertolongan kepada manusia yang meminta dan membutuhkan. Upacara-upacara memberikan persembahan kepada para dewa dan roh suci ini sudah dilakukan manusia sejak ribuan tahun yang lalu sampai sekarang.Dilakukan oleh berbagai macam aliran dan agama menurut tata-cara mereka masing-masing.

Apakah tanpa persembahan, permohonannya tidak akan dikabulkan?' 

Saya dapat mengatakan bahwa tanpa persembahan pun permohonan dapat dikabulkan. Bahkan tanpa menyalakan lilin dan pasang hio / dupa pun permohonan akan dikabulkan oleh para dewa dan roh suci di altar vihara atau klenteng. Asalkan keadaan orang ini memang sulit dan tidak punya uang untuk membeli persembahan.Uangnya untuk hidup dan makan saja sudah pas-pasan. Permohonan dan pertolongan akan tetap dapat diterima sesuai dengan amal-ibadahnya, sesuai dengan garis karmanya. Masalahnya apakah tidak punya uang atau pelit?

c. Persembahan Serba Tujuh
Beberapa orang kurang memperhatikan atau bahkan meremehkan persembahan. Memberikan persembahan menurut selera masing-masing bahkan seenaknya saja. Apalagi terhadap tulisan saya mengenai persembahan yang serba 7. Bunga, buah dan kue yang jumlahnya serba 7. Mereka banyak yang acuh, merasa tidak perlu.

Persembahan serba 7 dan macam barang persembahan yang saya tulis dan saya anjurkan untuk dibawa atau disediakan dalam melakukan ritual sembahyang di suatu tempat, bukan rekayasa saya, bukan mau saya dan juga bukan selera saya. Barang persembahan yang saya anjurkan dan saya tulis dalam buku saya adalah atas petunjuk dan permintaan para dewa dan roh suci yang bersangkutan. Sisi bebas anda berhak menentukan sendiri. Benar tidaknya, anda teliti dan buktikan sendiri. 

Sang Budha mengatakan : "Jangan begitu saja percaya hanya karena Aku yang mengatakan. Teliti dan buktikan dulu." Saya mengatakan : Jangan begitu saja percaya apa 
yang saya katakan, tapi teliti dan cari kebenarannya dengan tanya kepada para dewa dan roh suci yang bersangkutan di altar vihara atau klenteng.


d. Buah Untuk Persembahan 
Orang sering menanyakan, buah apa yang baik untuk persembahan? 

Orang-orang yang tanya seperti ini saya nilai punya kepedulian yang lebih baik dibanding kebanyakan orang yang tidak peduli akan sebuah persembahan. Kebanyakan orang merasa asal buah saja sudah cukup. Tidak peduli buah apa itu, asal buah boleh- boleh saja. Apakah benar seperti itu?

Menurut pendapat saya, buah untuk persembahan tidak boleh atau tidak baik kalau asal buah atau sembarangan buah. Ada buah yang baik untuk persembahan, ada buah yang kurang baik atau kurang cocok untuk persembahan. Bahkan ada buah yang jangan dipakai untuk sebuah persembahan.

Para dewa dan roh suci memberi petunjuk kepada saya mengenai hal ini.

Buah yang baik untuk persembahan adalah :

-Jeruk, apel, klengkeng, anggur, pir, siangli, duku, kelapa hijau, tebu, rambutan, belimbing, pisang raja, pisang mas dan labu mas / kuning (waluh)

-Buah yang kurang baik (baik untuk ritual duka): Semangka, melon, dan jenis labu.

-Buah yang tidak baik : 
Sawo, salak, durian, nanas, buah naga, manggis, pisang hijau, pisang ambon.


2. ALTAR 

a. Altar Rumahan
Masih banyak orang yang belum mengerti mengenai altar, terutama altar rumahan. Tujuan mendirikan altar adalah mengundang dewa dan roh suci untuk bersemayam atau duduk di altar, supaya dapat memberikan bimbingan,perlindungan dan pertolongan kepada manusia yang membutuhkannya.

Altar rumahan mengundang dewa dan roh suci untuk memberikan bimbingan, perlindungan dan pertolongan kepada keluarga di rumah tersebut. Jadi dewa dan roh suci yang diutus untuk duduk di altar rumahan hanya mempunyai wewenang dan tugas memberikan bimbingan, perlindungan, berkah dan bekal serta per-tolongan kepada keluarga tersebut. Bukan untuk orang diluar keluarga tersebut. Jadi sebetulnya altar rumahan tidak boleh dipakai orang lain untuk sembahyang atau berdoa. Karena dewa di altar tidak punya wewenang menerima doa dan permohonan orang lain.

Altar rumahan hanya untuk keluarga di rumah itu.

Kalau ada famili atau keluarga lain, atau teman anda yang akan berdoa atau sembahyang di altar rumah anda, mereka hanya boleh menghaturkan penghormatan saja. Tidak boleh membaca mantra apapun dengan tujuan apapun. 

Sebelum saya mengerti masalah ini, pernah ada teman yang datang ke rumah saya, dia sudah lama menekuni laku spiritual, sudah keliling ke manca negara untuk menimba ilmu spiritual, mempunyai segudang mantra, mantra untuk berbagai keperluan, dan kebanyak- 
an adalah untuk keperluan yang bersifat duniawi dan materi.

Dia meminta izin untuk sembahyang di altar rumah saya. Karena belum mengerti dan kurang enak hati untuk menolak, saya persilahkan dia untuk sembahyang dan membaca mantra di altar rumah saya. Setelah pulang, saya langsung diperintah Guru Roh saya untuk segera membersihkan altar. Saya terkejut sekali, apa yang telah terjadi dengan altar saya? Guru Roh saya memberitahu bahwa altar saya telah dikotori oleh mantra yang barusan diucapkan oleh teman saya.

Mantra untuk memperoleh dan menarik rezeki, mantra yang sangat duniawi. Maka saya dibimbing oleh Guru Roh segera membersihkan altar rumah saya.

Jadi lebih baik jangan mengizinkan orang lain selain keluarga anda untuk sembahyang dan berdoa di altar rumah anda, sebab anda tidak tahu motivasi apa yang ada dihatinya dan mantra apa yang diucapkannya.

b. Vihara Rumahan 
Kalau altar rumahan dibuka untuk orang lain atau untuk umum, maka fungsinya berubah menjadi vihara rumahan. Sebuah vihara atau klenteng rumahan perlu mempunyai syarat tertentu, misalnya harus ada hio-lo Dhi Kong atau hio-lo Tuhan. Pelita perlu dua buah, kanan dan kiri, dan persyaratan ritual lainnya seperti adanya tempat atau pagoda tempat pembakaran kertas sembahyang, dan lain-lain. 

Dari banyak vihara rumahan atau vihara-ruko yang telah saya kunjungi. Saya banyak menemukan altar di vihara itu tidak bersih, dalam arti di altar itu tidak "duduk" para dewa dan roh suci, melainkan makhluk halus "non Ilahi" yang memalsukan jati-diri para dewa dan roh suci yang dialtarkan di vihara rumahan itu. 

Walaupun makhluk halus "non Ilahi ' ini ada yang baik, saya tidak menganjurkan anda beribadah atau memohon di tempat seperti ini. Sebaik-baiknya "non Ilahi" namanya "non Ilahi" dengan segala konsekuensinya.

Kalau anda mengunjungi 10 vihara rumahan atau vihara-ruko, kalau anda menemukan 1 saja yang "Ilahi" anda sudah beruntung. Maka hati-hatilah, teliti dan selalu waspada. Sebaiknya dievaluasi atau diteliti dulu kebenaran ke-Ilahiannya dengan menanyakan dulu pada para dewa dan roh suci yang "duduk di altar' klenteng yang "ASLI" atau yang "Ilahi" dengan sarana pak-pwee. Tanyakan dulu sebelum pergi, jangan setelah melakukan ritual. Baca buku ke-5. "Dialog dengan Alam Dewa" untuk bertanya di altar.

c. Altar Tercemar 
Saya sering menemukan altar rumahan yang kosong, artinya di altar itu tidak ada dewa dan roh suci yang "duduk", juga tidak ada makhluk-halus lain yang nongkrong disitu, alias kosong sama sekali. Tapi saya juga menemukan banyak altar rumahan yang sudah tercemar, yang duduk di altar itu bukan dewa atau roh suci, melainkan makhluk halus non Ilahi. Ada yang baik dan juga banyak yang jahat. Yang baik numpang enak dan menikmati sajian atau persembahan yang ada dan tidak mengganggu pemiliknya. Yang jahat, sudah numpang enak masih mengganggu pemilik dan keluarganya.

Altar yang kosong boleh untuk "pajangan" saja, untuk memberikan efek psikologis atau efek kejiwaan atau ya ditutup saja.

Altar yang sudah tercemar sebaiknya "dibuang" saja,artinya ditutup. Rupang / patung dan segala aksesorisnya/perlengkapannya dibuang,hanya meja altarnya yang masih baik untuk dipakai lagi.

Kalau mau mendirikan altar baru, rupang dan semua aksesorisnya /perlengkapannya harus baru semua. Juga perlu dicek / diperiksa dengan teliti bahwa rupang dan semua perlengkapan altar tidak boleh mengandung unsur Negatif atau Yin. Jangan mengaltarkan rupang pemberian orang lain atau mpang "bekas" sebelum diperiksa dan diteliti "kebersihannya".

d. Prosedur Mendirikan Altar 
Banyak orang belum tahu dan tidak mengerti tata cara mendirikan altar rumahan, oleh karena itu banyak yang mengambil jalan pintas, jalan yang gampang saja atau cara asal jadi saja. Beli rupang / patung di toko atau patung pemberian teman, letakkan di meja, disembahyangi dan kadang dibacain mantra tiap hari, selesai, jadilah altar rumahan. Tidak semudah itu dan tidak se-sederhana itu.

Mendirikan altar mempunyai prosedur dan persyaratan :

l. Sudah mendapat persetujuan dari dewa / roh suci yang akan dialtarkan. 

2. Motivasi mendirikan altar sudah benar.

3. Rupang tidak boleh mengandung unsur yin / negatif

4. Rupang "di-isi" dengan disemayamkan / ditaruh di altar klenteng / vihara yang "ASLI", bersih dari unsur non Ilahi, dengan altar utama dewa yang sama dengan dewa "yang akan dialtarkan di rumah Misalnya mau mengaltarkan Dewi Kwan Im maka rupang Dewi Kwan Im perlu "di-isi-kan / di kay- kwang di klenteng dengan altar utama Dewi Kwan Im. Bukan pada klenteng dimana altar Dewi Kwan Im sebagai altar pendamping. Begitu juga untuk mengaltarkan para dewa dan roh suci yang lain.

5. Dengan membawa persembahan lengkap, berdoa memohon kepada Dewi Kwan Im untuk memberikan "peng-isi-an" atau "kay-kwang" rupang yang akan dialtarkan di rumah.

6. Sesuai petunjuk dewa di altar, pada hari yang ditentukan, mpang diambil dan dibawa pulang untuk dialtarkan di rumah dan melakukan upacara sembahyang yang pertama, dengan memberikan persembahan lengkap. Maka anda sudah mempunyai altar dewa di rumah anda. Anda sudah berhasil mengundang para dewa dan roh suci di rumah anda untuk membimbing, melindungi dan memberkahi anda sekeluarga. Tapi jangan lupa, anda telah mengundang dewa dan roh suci, anda punya kewajiban-kewajiban yang perlu dijalankan. Tiap hari sembahyang dan pasang hio, mengganti air minum, memberi persembahan di hari-hari tertentu dan lain-lain.

Ada suhu atau "orang pintar" yang dapat membantu mendirikan altar di rumah dan melakukan pengisi-an rupang segala. Anda tinggal terima jadi saja. Tapi saya tidak menganjurkan anda menempuh cara ini, sebab anda belum tentu mengetahui dia betul-betul punya kemampuan untuk mengundang dewa dan roh suci untuk duduk di altar rumah anda. Dan anda pun tidak tahu siapa yang ada "dibelakangi suhu atau orang pintar itu, apakah dan garis Ilahi atau non Ilahi? Kalau non Ilahi. maka altar anda pun akan menjadi altar non Ilahi. Yang duduk di altar bukan dewa dan roh suci. Jadi kalau dapat dilakukan sendiri, tidak perlu ambil resiko dengan meminta suhu atau orang pintar untuk mendirikan altar.

e. Macam-macam Altar
Mengenai altar para dewa dan roh suci, dan mengenai motivasi mendirikan altar dan "hitam"-"putih" nya altar, semuanya telah saya tulis dalam buku pertama saya berjudul "Ibadah dari Vihara ke Vihara" sampul warna hijau.

Disini saya hanya menyinggung sedikit mengenai "macam-macam altar". Saya sering melihat altar dewa dan roh suci yang diletakkan di toko, kantor, rumah makan dan tempat-tempat usaha lainnya, bahkan diletakkan di pabrik, bengkel dan gudang.

Saya percaya anda pasti sudah tahu tujuan dan motivasi mendirikan altar di tempat-tempat seperti itu. Yaitu mengundang para dewa dan roh suci untuk duduk di altar tersebut, untuk menjaga dan melindungi tempat tersebut. Juga untuk mendatangkan rezeki atau hokkie bagi pemiliknya. Dengan kata lain, memfungsikan atau memperlakukan dewa dan roh suci sebagai satpam dan sebagai karyawan untuk mendatangkan rezeki.

Saya dapat mengatakan semua altar yang diletak-kan di tempat seperti di atas dan difungsikan sebagai penjaga dan pegawai, tidak satupun yang" "berisi" dewa dan roh suci. Semua altar semacam itu 'isi"nya adalah makhluk halus atau makhluk gaib non Ilahi. Ada yang memalsukan jati dirinya sebagai dewa dan roh suci rupangnya dialtarkan, ada juga yang memakai jati dirinya yang asli. Ada yang baik dan juga ada yang jahat. Tidak ada satu pun dewa dan roh suci yang mau duduk di altar semacam itu.

Akan tetapi kenyataannya, faktanya ada beberapa altar semacam itu yang menghasilkan rezeki dan membuat keadaan menjadi aman dan tenang. Kenapa?

"Gaib pesugihan" atau "Ilmu pesugihan" memang ada, tetapi semuanya adalah ilmu non Ilahi, dengan minta pertolongan makliluk gaib non Ilahi. Sebagian besar makhluk-gaibnya jenis jin. Dan makhluk jin dalam menolong manusia umumnya meminta imbalan, bentuk imbalannya macam-macam, belum dapat diperkirakan sekarang, yang pasti tidak enak dan tidak menyenangkan atau berupa penderitaan. Maka dari itu pertimbangkan dengan seksama, teliti sebelum membeli, agar tidak kecewa di kemudian hari.

Waktu saya dan istri diajak melakukan perjalanan ibadah di Taiwan, saya banyak melihat klenteng yang altarnya "hitam" dan tercemar. Malah ada klenteng khusus untuk meminta "pesugihan" atau kekayaan. Maka saya banyak melihat kasus "ilmu warisan" di Taiwan. Perlu selalu waspada dan hati-hati, jangan sampai tergelincir ke jalan yang salah.

Banyak suhu dan orang pintar yang tidak tahu siapa yang ada dibelakangnya, siapa yang memberikan bisikan, siapa yang memberi penglihatan dan apa yang sebenarnya diberikan kepada tamunya. Sebab dia hanya membaca "mantra rahasia" lalu hasilnya disalurkan atau ditempelkan atau diberikan kepada tamunya. Sebaiknya semua informasi, penjelasan dan Instruksi yang diperoleh dari suhu dan orang pintar ditanyakan kebenarannya di altar para dewa di klenteng melalui sarana pak-pwee. Yang lebih baik adalah sebelum pergi ke suhu atau orang pintar, tanya dulu kepada dewa di altar klenteng, untuk menanyakan apakah baik untuk meminta tolong kepada suhu atau orang pintar yang akan dikunjungi. Tidak ada ruginya untuk selalu hati-hati dan waspada.

3. RITUAL KWEE-PANG

Penjelasan mengenai kwee-pang dan prosedurnya telah saya tulis dalam buku pertama saya. Disini saya hanya ingin menambahkan sedikit yang ada hubungan-nya dengan sifat anak dan jatah anak. 

Keuntungan dari orang yang telah melakukan ritual kwee-pang adalah mendapatkan perlindungan seumur hidup terhadap gangguan gaib dan masalah yang ada hubungannya dengan gaib. Orang yang telah di kwee-pang kan dan menjadi anak angkat dewa atau roh suci tidak punya kewajiban harus tiap tahun sembahyang kepada dewa di altar klenteng dimana dia melakukan ritual kwee-pang. Tapi kalau mau dan bisa sembahyang tiap tahun untuk mengucapkan terima kasih atas perlindungan yang telah diterima adalah sangat baik. 

Kekuatan kwee-pang akan hilang kalau yang bersangkutan melakukan pelecehan kepada para dewa dan roh suci, walaupun yang dilecehkan adalah para dewa dan roh suci dari aliran yang berbeda. Maka perlu dijaga agar tidak bercanda dengan membawa nama dewa dan roh suci, karena bercanda dapat menjurus ke pelecehan. Kecuali mendapatkan perlindungan seumur hidup, kwee-pang juga dapat menghindarkan pengaruh tidak baik yang dibawa seseorang, seperti menghindarkan akibat buruk dari sifat anak yang "membawa" orang tua dan "membawa" mertua. 

0 komentar

Post a Comment